-->
author

sticky

close
Apa Manfaat Dan Keuntungan Bersabar Bagi Kita

Apa Manfaat Dan Keuntungan Bersabar Bagi Kita

Man shabara dhafira, barangsiapa bersabar beruntunglah ia. Demikian pesan moral dari sebuah pepatah Arab yang terkenal. Pertanyaannya, apa keuntungan bersabar?

Sabar adalah sikap, berkaitan dengan; pikiran dan perasaan atau hati untuk tetap menegakkan kebenaran (al haqq). Tatkala berkaitan dengan kebaikan  (al-ma’ruf) sabar berarti gigih, berupaya mati-matian memperoleh kebaikan itu; tatkala berkaitan dengan kemungkaran (al-munkar) sabar berarti gigih untuk mencegah dan menghindarinya meski dengan bersusah payah, diliputi kesulitan atau penderitaan.

Dengan demikian, sabar itu bersifat aktif dan kontekstual. Orang sabar adalah orang yang tabah, gigih, dan tahan banting saat menghadapi semua cobaan dalam mewujudkan al-amru bi-l-ma’ruf wa-n-nahyu ‘ani-l-munkar.

Apa Manfaat Dan Keuntungan Bersabar Bagi Kita

Jika Anda mendapatkan suatu kenikmatan duniawai, itu adalah cobaan. Pada saat demikian katakanlah Hadza min fadhli Rabbi a-asykuru am akfur, ini merupakan anugerah Tuhanku, apakah membuatku besyukur atau kufur. Anda bersyukur, lulus!

Jika Anda mendapat kesedihan, itu juga cobaan. Saat itu katakan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kami kembali.

Jadi, apa pun cobaannya, sikapnya adalah sabar, yakni berpegang teguh pada kebenaran.

Di era industrialisasi ini, setiap orang dituntut berproduktivitas tinggi, menghasilkan sebanyak-mungkin karya terbaik. Kita mesti bersabar, baik dalam tahap menyiapkan pekerjaan atau pun dalam tahap menjalani proses atau prosedurnya. Sabar dalam konteks ini berarti gigih, tidak lekas putus asa atau patah hati, sampai kita berhasil menyelesaikan pekerjaan itu dengan hasil yang baik. Jadi, apa keuntungan bersabar?

Dalam kehidupan sosial di lingkungan yang sangat plural, kita sungguh dituntut bersabar. Pada kondisi seperti ini potensi-potensi kooperatif, konflik, atau akomodatif terbuka lebar dan menuntut adanya kecerdasan interpersonal dari semua pihak; tidak tenang dan penuh pertimbangan, tidak lekas marah atau terburu nafsu dalam menghadapi problema kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sikap koopratif (kerja sama) dibuka hanya untuk hal kebajikan (Ta’awanu ‘ala-birri wa-t-taqwa wa la ta’awanu ‘ala-l-itsmi wa-l-‘udwan) dan sikap akomodatif (penyesuaian sosial) sangatlah didorong, lebih-lebih, antara dua orang Mukmin yang bersengketa (innama-l-mu’minuna ikhwatun fa ashlihu baina akhaiwaikum). Pada kondisi seperti ini pula konflik horizontal (antar - anggota masyarakat) harus dicegah.

Untuk itu kekuatan struktural di bidang penegakan hukum dan keamanan harus benar-benar prima dan dapat melindungi kaum lemah dan mustadh’afin terutama dalam hal keberagamaan (hifdhzu-d-din), jiwa (hifdhzu-n-nafs), keturunan (hifdhzu-n-nasl), hak milik (hifdhzu-l-mal), dan akal (hifdhzu-l-aql). Maka, apa keuntungan bersabar?

Bersabar bukan hanya dalam kehidupan sosial, dalam mu’amalah ma’allah pun kita harus bersabar. Tatkala kita malas melakukan yang sunnah-sunnah, terlebih yang muakkad bahkan wajib, itulah masalah. Atau sebaliknya, rajin melakukan hal-hal yang makruh, syubhat, bahkan yang haram. Itulah masalah.

Sabar dalam konteks ini adalah upaya sungguh-sungguh memotivasi diri untuk berubah menjadi lebih baik, bahkan yang terbaik (li-l-muttaqina imama) dengan cara berpegang teguh pada kebenaran. Karena itu, apa keuntungan bersabar?

Proses kosmos (alam raya) terkadang mengakibatkan bencara yang mengancam kehidupan manusia dan organisme lain. Setiap orang bukan hanya kehilangan harta tapi juga sanak saudara dan kawan. Kita dituntut bersabar. Ada baiknya mengingat-ingat: saat dilahirkan dulu kita tidak memiliki apa-apa dan tidak kenal siapa-siapa. Kita tidak bisa apa-apa.

Menghadapi musibah, kita harus setegar samurai. Washbir ‘ala kulli ma ya-ti-z-zamanu bihi shabra al-husami bi kaffi-d-dari’i-lbathali, kata Shalahuddin al-Shafady (wafat 764H). Tegarlah dalam menghadapi segala musibah sepanjang zaman seperti kesabaran samurai (pedang) di tangan seorang satria saat berperang.

Bayangkan, apa yang terjadi jika pedang tersebut tidak mau sabar menangkisi setiap serangan pedang lawang? Sungguh, walau sedetik saja kehilangan sikap sabar, itu dapat menyebabkan kematian sang satria. Begitu pula, sedetik saja kehilangan sabar, itu bisa menyebabkan terbelinya iman, Islam, ihsan dengan bahan makanan atau “bantuan kemanusiaan”. Maka, apa keuntungan bersabar?

Keuntungan sabar adalah manisnya hasil, meskipun pahitnya proses amat terasa. Hanyalah sabar yang dapat menolong terselesaikannya setiap pekerjaan dengan hasil tanpa menimbulkan masalah. Sabar sesungguhnya merupakan tempat pertemuan berbagai kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Maka, saling ingat-mengingatkanlah dalam hal kesabaran!

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top