-->
author

sticky

close
Peran Insting Dalam Memanage Sumber Daya Untuk Mencapai Goal

Peran Insting Dalam Memanage Sumber Daya Untuk Mencapai Goal

Berbagai macam definisi, yang diwarnai perdebatan ilmiah, mengartikan manajemen baik sebagai ilmu maupun seni, secara rumit. Secara sederhana, manajemen adalah pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai goal/target yang telah ditetapkan. Sumber daya meliputi manusia, mesin, material, uang, metode, bahkan juga waktu. Sedangkan target ditetapkan dengan jumlah, kualitas dan waktu yang diperlukan. Hal ini menyangkut efisiensi penggunaan sumber daya dan efektivitas pencapaian target.

Insting Manajerial Mengelola Sumber Daya Manusia

Dengan pengertian tersebut keterampilan me-manage atau mengelola sebenarnya adalah kemampuan mensinkronisasi sumber daya, baik ketersediaan, dayaguna maupun upaya penambahan dan pengurangannya, agar tepat sasaran dan efisien. Namun umumnya keberadaan sumber daya inilah yang menjadi akat masalah miss-management. Adakalanya sumber daya manusia (SDM) berlimpah tapi tidak berkualitas, atau material berlimpah tetapi mesin atau SDM kurang. Hal-hal tersebut dapat menyibukkan sang manajer untuk mengambil penyesuaian. Nah, disinilah dituntut sni, keterampilan, ilmu dan kemampuan manusiawi lainnya, untuk improvisasi dalam batas wajar. Seni dan kemampuan tersebut diberangkatkan dari insting manusiawi kita, yang secara terus menerus kita lakukan dan menjadi kepribadian.

Insting manusia telah diberi perangkat yang cukup untuk menjalankan kehidupan ini secara manajerial. Kita sebenarnya telah menjalankan manajemen dalam aktivitas sehari-hari; saat mandi telah kita tetapkan targetnya agar bersih, mungkin ditambah lagi segar dan cepat, kemudian kita me-manage penggunaan air, sabun, gayung, agar dapat tepat menghasilkan goal tersebut. Demikian juga saat makan dengan target kenyang dan puas, maka kita atur sumber dayanya berupa; nasi, lauk, kuah, sambal dan bahkan teman dan situasi makan, agar tepat targetnya yaitu kenyang dan puas. Semuanya menggunakan insting, yang dibimbing oleh kepribadian manusia.

Namun dalam realisasinya manusia mempunyai bermacam-macam bentuk ekspresi dan bahkan ada yang lupa pada kepribadian insting asli dirinya. Mengutamakan kepentingan sesat, diburu oleh waktu, nafsu dan keinginan untuk mengambil yang enak tanpa memperhitungkan risiko jangka panjang. Sehingga kurang menggunakan isnting untuk mencapai goal kita sehari harinya. Banyak hal yang menyebabkannya; beberapa sumber daya kurang tersedia sementara yang lain berlebih, seharusnya dilakukan perghematan pada sumber daya yang melimpah, namun sering bahkan sumber daya yang kurang ditambah dan goal atau target ditingkatkan, akibatnya terjadi ketidakharmonisan lingkungan. Atau pun goal yang telah ditetapkan tiba-tiba diubah tanpa menyadari akibatnya bagi ketersediaan sumber daya, atau juga pengadaan sumber daya yang banyak, melimpah, tidak terkontrol dan mubazir.

Pengalaman secara insting sebenarnya cukup untuk belajar dari aktivitas kita sehari-hari, yaitu ketika kita mencapai goal makan, goal mandi, goal berangkat ke tempat kerja, dll, ditambah pengetahuan tentang sumber daya dan informasi tambahan lainnya yang penting. Sehingga dengan demikian sebenarnyalah kita dapat menjadi manajer yang baik dan sukses dalam segala hal yang kita manage. Bukankah kita semua pemimpin, manajer bagi diri kita masing-masing.

Persoalannya adalah kita sering melupakan pengalaman kita, jarang mengevaluasi pekerjaan dan goal yang telah dan belum kita capai. Tidak pernah melakukan refleksi terhadap hal yang paling berkesan yang telah terjadi dalam diri kita pada saat kita me-manage sumber daya mencapai goal.

Kesalahan berulang yang kemudian menjadi budaya, akhirnya mengubah kepribadian, kearifan, kebijakan, dan akhirnya mengubah insting manajerial kita.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top